Dukung Pembelajaran MBKM, Prodi BK Unikama Gelar Workshop Metode Pembelajaran Inovatif Kreatif

Unikama – Guna mendukung berjalannya program Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi (Prodi) Bimbingan dan Konseling (BK) Universitas PGRI Kanjuruhan Malang (Unikama) gelar workshop, Jum’at (07/05/2021). Workshop dengan tema “Metode Pembelajaran Inovatif Kreatif Melalui Case Method dan Team Based Project Learning” ini diikuti oleh 225 peserta dan dilakukan secara Daring melalui aplikasi Zoom.

225 peserta tersebut terdiri dari seluruh Dosen Unikama dan Dosen dari Universitas yang menjadi mitra MBKM Prodi BK diantaranya 1.) Universitas Pendidikan Mandalika, 2.) Universitas Nusantara PGRI Kediri, 3.) Universitas Islam Jember, 4.) Universitas Muria Kudus, 5.) Universitas PGRI Mahadewa Indonesia Bali, 6.) STKIP PGRI Sumatera Barat, dan 7.) Universitas PGRI Argopuro Jember.

Leny Latifah, M.Pd, Kons, menjelaskan bahwa kegiatan workshop ini dilaksanakan untuk mendukung pembelajaran MBKM dan rangkaian dari Program Bantuan Prodi BK Center of Excellence (CoE).

“Workshop ini juga bertujuan untuk memfasilitasi Dosen supaya memiliki kesempatan dalam meningkatkan kualitas konten dan metode pembelajaran yang mendukung mereka sebagai Dosen penggerak serta mengintegrasikan kegiatan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Melalui kegiatan ini Prodi dapat meningkatkan kualitas pendidikan sebagai pusat keunggulan dalam pelaksanaan program MBKM, serta melaksanakan pembelajaran berpusat pada mahasiswa dan diutamakan team-based project dan case method,” ungkapnya.

Mewakili Rektor Unikama untuk membuka kegiatan workshop Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Dr. Triwahyudianto, S.Pd., M.Si berterimakasih kepada narasumber Prof. Dr. Ir. Richardus Eko Indrajit, M.Sc., MBA., Mphil., MA yang telah hadir ditengah jadwalnya yang padat untuk memberikan ilmunya kepada peserta workshop.

“Saya mewakili Rektor Unikama Dr. Pieter Sahertian, M.Si mengucapkan terimakasih kepada narasumber yang telah meluangkan waktu untuk memberikan ilmunya. Harapannya setelah mengikuti kegiatan ini kita semua bisa menjadi lebih baik dan menjadi pendidik yang profesional,” ujarnya.

Sementara itu, Prof. Dr. Ir. Richardus Eko Indrajit, M.Sc., MBA., Mphil., MA menerangkan tentang Case Method dan Team Based Project. Melalui metode ini mahasiswa bisa mengekplorisasi kemampuannya mulai dan mengubah cara berfikirnya menjadi lebih kreatif dan inovatif.

Case mathod merupakan metode pembelajaran melalui kasus, bisa kasus yang real/ nyata dan kasus yang dibuat sendiri oleh Dosen. Dengan adanya case method mahasiswa bisa mengasah kemampuan berfikirnya untuk menyelesaikan suatu permasalahan,” terangnya.

Selain metode itu, ada juga Team Based Project. Metode ini juga sangat menarik sekali, disini mahasiswa dituntut untuk mengerjakan suatu proyek secara berkelompok.

“Dengan mengerjakan proyek secara berkelompok mahasiswa bisa belajar atau tahu konsep berkolaborasi, bagaimana cara menyelesaikan masalah, mereka bisa berfikir kritis, belajar menerima pendapat orang lain, dst. Hasil bukanlah yang utama, yang penting mahasiswa bisa melalui prosesnya. Jika prosesnya bisa berjalan dengan baik, makan hasilnyapun akan menjadi baik,” paparnya.

Ada 7 poin penting dalam menerapkan metode kasus proyek ini antara lain membuat kasus yang menantang, buatlah peserta didik tidak bisa berhenti bertanya, studi kasus yang ditawarkan harus autentik yang benar-benar ada agar peserta didik mudah memperoleh informasi tersebut, siswa sendiri yang memilih kasusnya/ Dosen memberikan beberapa pilihan kasus, buatlah mahasiswa melakukan refleksi setiap hari tanpa diminta, tetap berikan siswa untuk mengkritik kasus dan yang terakhir public report. Jadi, di beberapa tempat, mahasiswa bisa mempresentasikan langsung hasilnya kepada publik. Ini membuat mahasiswa akan lebih bersungguh-sungguh menyelesaikan tugasnya.

“Jadi Dosen harus memberikan proyek yang sekiranya tidak bisa diselesaikan tepat waktu tanpa mereka bekerjasama, misalkan bisa diselesaikan 1 bulan asalkan 4 orang mahasiswa ini saling bekerjasama untuk mengerjakan tugas itu. Mereka akan belajar  menyelesaikannya dengan baik. Setelah itu buat mereka menyampaikan hasilnya melalui presentasi, kalau bisa langsung kepada stakeholder,” tuturnya.

Jadi mahasiswa mendapatkan ilmunya dan tidak perlu presentasi di hadapan Dosennya, melainkan langsung ke stakeholder. Banyak sekali untungnya menggunakan metode project based melalui case study ini, salah satunya mahasiswa yang benar-benar kreatif bisa ditarik langsung oleh stakeholder. Metode ini juga akan menghasilkan produk atau luaran, sehingga mereka bisa berkreasi membuat sesuatu.

“Studi kasus yang dikerjakan secara langsung sangatlah bagus dengan tujuan pembelajaran dan selalu akhiri proyek tersebut dengan presentasi. Mahasiswa harus mendapatkan penghargaan atas apa yang mereka hasilkan. Apapun hasilnya berikan pujian kepada mereka, agar menjadikan semangat untuk mahasiswa dalam mengerjakan sesuatu,” terangnya.

Menjadi seorang pendidik tidak hanya harus pintar tetapi juga harus kreatif. Mendidik mahasiswa menjadi pribadi yang berfikir kritis dan memiliki toleransi tinggi terhadap sesama membutuhkan metode yang tepat. Oleh karena itu, sebagai pendidik Dosen harus mempunyai strategi yang unik agar mahasiswa mendapatkan ilmu sekaligus mengubah pola pikirnya. Case method dan Team Based Project ini merupakan metode yang tepat untuk bekal mahasiswa menghadapi dunia kerja/industri.