Workshop Bagi Konselor Atau Guru BK di Sekolah

Perkembangan teknologi membawa dampak perubahan yang besar bagi pelajar di Indonesia. Jika tidak disikapi dengan benar oleh para guru Bimbingan Konseling (BK) maka akan melahirkan banyak kompleksitas masalah bagi siswa. Hal ini yang membuat Universitas Kanjuruhan Malang (Unikama) bekerja sama dengan Ikatan Konselor Indonesia (IKI) Jatim, Ikatan Bimbingan Konseling Indonesia (IBKS) dan Asosiasi Bimbingan Konseling Indonesia (ABKIn) Malang Raya, menggelar Workshop Peningkatan Keterampilan KREIN (Konseling Kreatif dan Inovatif) Bagi Konselor/Guru BK di Sekolah.



Acara digelar di Auditorium Multikultural Unikama pada hari Sabtu, tanggal 20 Mei yang berketepatan dengan serangkaian acara Dies Natalis Unikama ke-42 dan kegiatan visitasi akreditasi Program Studi Bimbingan Konseling. “Guru BK harus kuasai kompetensi keterampilan konseling. Guru juga dituntut untuk kreatif dan inovatif,” kata ketua pelaksana, Erik Teguh Prakoso, M.Pd, Kons.

Erik menjelaskan, kualitas guru BK saat ini dalam menangani para siswa dinilai kurang maksimal. Maka dari itu, harus ada peningkatan kualitas. “Jadi guru BK tidak hanya marah-marah saja melainkan mampu memberikan pelayanan konseling yang berkualitas, keterampilan belum,” tegas laki-laki yang juga menjabat sebagai Kabiro Kemahasiswaan Unikama itu. Dia berharap, dengan digelar workshop ini bisa menjadikan profesi guru BK sebagai profesi yang bermartabat. Setidaknya, ada 225 guru BK di seluruh Jawa Timur yang hadir dalam workshop hari ini. Tiga pemateri dihadirkan dalam workshop hari ini. Mereka adalah Prof. Dr. Prayitno, M.Sc., Ed, Dewan Pembina PP IKI yang membawakan materi bimbingan kelompok. Kedua, Prof. Dr. Mudjiran, MS., Kons, Ketua Umum IKI yang menyampaikan materi Tuntutan Kompetensi Konselor dalam Era MEA, Dr. Triyono, MPd, dosen Universitas Malang yang membawakan materi Brief Counseling serta Tim IKI Jatim.